Thursday, April 13, 2017


Isi Khutbah
Kemuliaan Rajab; Momentum Menanam Kebaikan. Islam datang tidak untuk seluruhnya menolak tradisi masyarakat setempat sebelumnya. Dalam hal ini masyarakat Arab Jahiliyah. Ada beberapa tradisi pada masa Jahiliyah yang terus langgeng menjadi syariat Islam sampai kini. Contohnya adalah ritual dalam ibadah haji seperti sai dan thawaf, sudah ada sejak zaman Jahiliyah. Ada beberapa lagi dalam ranah hukum Islam yang merupakan hasil dari adopsi tradisi hukum masyarakat Jahiliyah, seperti diyah, qosamah, qirad, memasang qiswah ka’bah dan lain sebagainya. Dan demikianlah Islam yang ajarannya sebagai pedoman universal melampaui batas-batas segala bangsa dan budaya. Kehadirannya bukan sebagai penghapus, tapi sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya yang baik. Dan kehadiran Sang Nabinya sebagai penyempurna perilaku dan budi pekerti.

Salah satunya yang akan diketengahkan di sini adalah kepercayaan masyarakat Jahiliyah yang masih lestari menjadi syariat Islam yakni kepercayaan adanya bulan-bulan haram (bulan-bulan terlarang). Ada 4 bulan haram dalam dua belas bulan tahun Hijriah, sebagaimana dalam firman Allah: 
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتَابِ اللهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّماَوَاتِ وَاْلأَرْضَ مِنْهَآ أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ فَلاَتَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَآفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَآفَّةً وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu,dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya; dan ketahuilah bahwasannya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa. (QS. 9:36)

Mengenai hal ini, keterangan hadits Rasulullah lebih menjelaskan lebih detil yang termasuk bulan-bulan haram tersebut.
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
“Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679)
Lalu mengapa bulan-bulan tersebut dinamakan bulan haram atau bulan yang terlarang? Apa yang haram atau terlarang pada bulan-bulan tersebut? Al Qodhi Abu Ya’la rahimahullah mengatakan, “Dinamakan bulan haram karena dua makna.
Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan. Orang-orang Jahiliyyah pun meyakini demikian. Kedua, pada bulan tersebut larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan yang lainnya karena mulianya bulan tersebut. Demikian pula pada saat itu sangatlah baik untuk melakukan amalan ketaatan.” (Lihat Zaadul Maysir, tafsir surat At Taubah ayat 36).
Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Allah mengkhususkan empat bulan tersebut sebagai bulan haram, dianggap sebagai bulan suci, melakukan maksiat pada bulan tersebut dosanya akan lebih besar, dan amalan sholeh yang dilakukan akan menuai pahala yang lebih banyak.” (Latho-if Al Ma’arif, 207)
Karena pada saat itu adalah waktu sangat baik untuk melakukan amalan ketaatan, sampai-sampai para salaf sangat suka untuk melakukan puasa pada bulan haram. Sufyan Ats Tsauri mengatakan, “Pada bulan-bulan haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya.” (Latho-if Al Ma’arif, 214).
Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah 
Terkhusus saat ini kita tengah berada pada bulan Rajab, salah satu bulan yang dimuliakan. Mengenai kemuliaannya tesirat dalam hadits Rasulullah Saw, “Rajab adalah bulannya Allah, Sya’ban bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku”. Dalam hadits ini dikatakan bahwa Rajab adalah bulannya Allah. Tidaklah sesuatu itu disandarkan kepada Allah, melainkan dia sangat mulia di sisi Allah, dan di dalamnya tersimpan rahasia dan keberkahan Allah.
Terkait dengan anjuran banyak beramal sholeh pada bulan Rajab ini, sebagian ulama mengatakan bahwa Rajab adalah sebagai bulan menanam benih, Sya’ban bulan untuk menyiraminya, dan Ramadhan bulan untuk memetik hasil dari apa yang sudah kita tanam dan rawat selama Rajab dan Sya’ban. Ada juga yang mengatakan Rajab adalah bulan istigfar, bulan di mana kita lebih memperbanyak memohon ampun kepada Allah. Sebagaimana diajarkan dalam hadits Nabi untuk senantiasa mengamalkan doa berikut pada setiap pagi dan sore. ربي اغفرلي وارحمني و تب علي “ya Allah ampunilah aku, kasihililah aku dan terimalah tobatku”.
Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah.
Ada yang menarik lainnya dalam memahami empat bulan haram ini ditinjau dari ilmu pengetahuan modern. Nazwar Syamsu, seorang cendikiawan Indonesia era 80-an  mencoba mengkorelasikan antara penetapan empat bulan haram  ini dengan Sains modern. Dalam salah satu seri bukunya “Tauhid dan Logika” yang berjudul “Al-Qur’an tentang Shalat, Puasa dan Waktu”, Nazwar Syamsu menulis bila ke empat bulan tersebut berkaitan dengan posisi bumi terhadap matahari. Sebagaimana kita ketahui dalam revolusi bumi-perputaran bumi mengelilingi matahari, orbit bumi terhadap matahari  memiliki apa yang dinakamakan titik Aphelion (titik terdekat bumi) dan titik Perihelion (titik terjauh bumi) dari matahari. 
Sewaktu Bumi berada pada titik perihelion ini, gaya tarik-menariknya sangatlah kuat terhadap matahari sehingga ketika itu gelombang laut tampak lebih besar daripada biasanya (pasang). Keadaan bumi pada fase ini adalah serius sekali, dan ini terjadinya pada bulan Muharram. Setelah itu bumi mulai melayang lambat dan paling lambat sewaktu berada di titik Aphelionnya yaitu bulan Rajab. Setelah itu Bumi kembali melayang cepat karena ditarik oleh gravitasi matahari pada bulan kesebelas dan dua belas, yaitu Dzulqaidah dan Dzulhijjah.

Itulah sebabnya mengapa Muharram, Rajab, Zulkaidah, dan Zulhijjah dinamakan empat bulan terlarang di dalam al-Qur’an. Pada bulan-bulan tersebut bumi sedang mengalami tarikan kuat dan tarikan lemahnya pada matahari sehingga manusia yang ada di bumi bagaikan diberi peringatan tentang kekuasaan dan kasih sayang Allah terhadap manusia. Andai Dia mau, sangatlah mudah sekali untuk melepaskan bumi ini dari garis orbitnya sehingga terhisap oleh matahari, hanya karena kasih sayang-Nya lah, maka semua tetap berjalan dengan dalam orbitnya.

Sesungguhnya Allah menahan langit (planet-planet) dan bumi supaya jangan lenyap (lepas dari orbitnya). Dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. (QS Faathir (35) :41).

Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Sejatinya memang pada bulan Rajab ini kita lebih berkhidmat akan kasih sayang Allah kepada kita umat manusia dengan lebih memaknai dan menebar kasih sayang kepada sesama saudara kita. Namun yang justru kita saksikan diberbagai belahan dunia, permusuhan dan kebencian antar sesama manusia pada bulan ini sedang memanas. Konflik timur tengah khususnya, tragedi Suriah ataupun Irak membuat dada ini ciut dan panas. Kita hanya bisa menyampaikan keprihatinan yang mendalam disertai doa tentunya terhadap mereka khususnya anak-anak yang tak berdosa yang menjadi korban politik, korban perang, korban perebutan tahta kekuasaan. Siapapun yang memantik api permusuhan ini, adalah kejahatan. Ini adalah penghiatan, penghiatan terhadap kemanusiaan. Penghiatan karena mengangkangi pesan-pesan suci Tuhan dengan mengotori bulan yang penuh rahmat ini dengan darah dan puing-puing permusuhan. فَلاَتَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ أَنْفُسَكُمْ, janganlah berbuat dzolim (aniaya) di bulan-bulan yang harusnya kita muliakan ini.
Dan kita harapkan, api-api kebencian ini tidak menular pada negeri kita tercinta Indonesia ini. Negeri yang beragam aneka golongan dan tentunya beragam kepentingan sangat berpotensi untuk terjadinya gesekan. Namun dengan semangat persaudaraan dan persatuan, dengan penuh kesadaran mengutamakan perdamaian semoga kita dapat melewati segala macam ujian yang akan memecah belah keutuhan bangsa ini. 
Baru saja kita tengah berada dalam perang pikiran dan pandangan yang tajam karena perbedaan pilihan potilik. Ujaran kebencian, provokasi dan propaganda mewarnai timeline-timeline lini masa kita. Semoga itu semua hanya sebatas perang pendapat, tidak mengarah kepada hal yang lebih jauh berupa benturan fisik. Buang jauh-jauh nafsu dan ego pribadi untuk merasa menang dan benar sendiri. Mari berdiskusi bukan memprovokasi, kedepankan argument bukan sentiment. Hendaknya juga kita selalu  waspada kepada pihak-pihak ketiga yang akan memanfaatkan situasi seperti ini, memanacing di air keruh, mengadu domba kita.
Semoga dengan kemuliaan bulan Rajab ini, Allah senantiasa curahkan rahmatNya, kasih sayangnya, semakin kita dapat memetik rahasia dan barakahNya. Amiin ya rabbal alamiin.

0 komentar:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • ini apa
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube