Thursday, January 23, 2020


Isi Khutbah Mengenang Habibie. Saat ini bangsa Indonesia sedang berkabung, duka mendalam karena baru saja kehilangan seorang tokoh besar bangsa, Bapak Prof. BJ Habibie yang karya dan kontribusinya terhadap bangsa Indonesia amatlah besar dan nyata; baik ia sebagai tokoh politik, pemimpin Negara, terlebih adalah ia sebagai bapak tekhnologi yang telah melambungkan harkat martabat masyarakat Indonesia di mata dunia dengan membawa capaian tertinggi kemajuan tekhnologi anak bangsa terutama dibidang tekhnologi dirgantara, membuat pesawat terbang.

Temuan teorinya yang terkenal adalah Crack Progression Theori. Inti dari teori ini adalah mengenali keretakan yang terjadi pada pesawat atau memprediksi letak awal retakan pada pesawat dengan perhitungan yang sangat detail sampai ke tingkat atom. Temuan inilah yang menasbihkan dirinya sebagai ilmuan kelas dunia dan diabadikan dengan sebutan Teori Habibi, Faktor Habibi dan Metode Habibi. Berkat Teori ini pesawat di dunia lebih hemat bahan bakar dan standar keamanan pada pesawat ditingkatkan. Resiko kecelakaan pesawat pun berkurang dan perawatannya menjadi lebih mudah dan murah. Atas teori inilah bapak Habibie dijuluki “Mr Crack”.
Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Sebagai masyarakat Indonesia terlebih kita umat muslim boleh berbangga mempunyai salah satu tokoh besar semisal bapak Habibi ini. Keberadaannya akan selalu menjadi inspirasi bagi generasi anak bangsa sampai kapanpun. Dari tokoh-tokoh besar ini kita belajar bagaimana sejatinya kita mendedikasikan hidup ini untuk kemanfaatan dan kemaslahatan bagi masyarakat. Nabi Saw. jauh sebelumnya memotivasi umatnya untuk selalu bisa bermanfaat bagi orang lain.
ﺧﻴﺭﺍﻟﻨﺎﺲ ﻤﻦ ﻳﻨﻔﻊ ﻠﻠﻨﺎ ﺱ ( متفق ﻋﻠﻴﻪ)
“sebaik-baik manusia adalah orang yang memberi manfaat kepada orang lain”.
Dan (alm) Bapak Habibie ini (semoga Allah mengampuni dan menyayangi beliau) adalah contoh sebagai orang yang dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat luas bahkan dunia.
Sosok Bapak Habibi adalah seorang pembelajar dan terus belajar sampai akhir hayat. Ruangan perpustakaan di rumah pribadinya menjadi ruangan favoritnya. Selain beragam koleksi buku di dalamnya, juga terdapat projek terbaru pesawat R80 yang belum sempat diwujudkannya. Semangat belajar dan mengejar ilmu pengetahuan adalah spirit Al-Qur’an yang tertuang dalam surat Al-Mujadalah ayat 11
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرُ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah : 11).
Sosok lain yang terpenting dari Bapak habibi adalah disamping beliau seorang yang genius juga sangat religius. Tahun 80an ia menggagas istilah yang dikenal dengan integrasi Iman Taqwa (IMTAQ) dan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK). Konsep ini tentunya di dasari atas kesadaran yang dalam bahwa kebahagiaan hidup tidak akan pernah bisa dicapai tanpa landasan keyakinan kepada Allah. Keseimbangan keduanya antara iman dan ilmu pengetahuan adalah sarat meraih kebahagian dunia dan akhirat. Al-Quran juga mengisyaratkan hal ini :
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (Q.S. Al-Baqarah : 201).
Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Masih banyak pemikiran dan pernyataannya yang bisa kita jadikan pegangan, diantara salah satunya adalah pernyataan yang pernah diungkapkan tahun 1986 silam :
“jangan terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tetapi terjunkan diri ke proses nilai tambah secara konsisten, pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan di dunia”
Seperti ada relevansinya pernyataan tersebut dengan konteks sosial politik negeri kita saat ini. Dunia politik kita saat ini terlalu berisik dengan perdebatan-perdebatan yang tidak perlu. Banyak orang mengomentari apa saja di luar kapasitasnya, terutama sekali di media-media sosial karena kita bebas memberikan dan menerima informasi tanpa proses penyaringan. Maka yang terjadi adalah ‘keributan’, polarisasi yang tajam antar kedua belah pihak yang berbeda pandangan. Bahkan terus saja sampai menjurus kearah provokasi-provokasi dan melanggengkan kebencian. Energi anak bangsa habis hanya untuk berdebat yang tidak ada ujung pangkalnya. Maka ‘tidak ada proses nilai tambah’ demikian kata Habibi. Yang ada hanyalah kericuhan dan kerusuhan yang dipicu oleh berita tidak benar dan provokasi.
Sejatinya kita berbuat hal yang nyata di bidang kita masing-masing dan bermanfaat bagi orang lain, bangsa dan agama kita. Minimal bagi keluarga terkecil kita. Dari pada kita terus berselancar di dunia maya dengan asumsi dan prasangka yang tidak berguna.
Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Dari khutbah yang singkat ini tentunya kita ingin memetik hikmah dan pelajaran dari setiap apapun yang terjadi dan kita alami disekitar kita, terkhusus dengan wafatnya tokoh bangsa kita bapak Prof.Dr. Baharuddin Jusuf Habibie. Terlepas dari segala kekurangan belaiu sebagai manusia biasa, sekali lagi kita sama-sama berdoa semoga Allah mengampuni dan menyayangi beliau. Kita bersaksi atas kebaikannya selama hidup. dan kita tidak diperintahkan untuk menceritakan keburukan orang yang yang sudah meninggal.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «لاَ تَسُبُّوا اْلأَمْوَاتَ, فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلىَ مَا قَدَّمُوْا». رَوَاهُ اْلبُخَارِيّ
Dari ‘Aisyah r.a berkata: Nabi Saw bersabda: ‘ janganlah kalian mencela orang-orang yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka lakukan)’ “. (H.R.Bukhori)
Dalam hadits lain dikatakan :
هَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ خَيْرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِى الأَرْضِ
Yang kalian puji kebaikannya, maka wajib baginya surga. Dan yang kalian sebutkan kejelekannya, wajib baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka bumi.” (HR. Bukhari, no. 1367; Muslim, no. 949)

0 komentar:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • ini apa
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube