Friday, January 10, 2020

Wajah-Wajah Tuhan

Posted by KHUTBAH | 6:24 PM Categories: , , ,
Isi Khutbah menemukan wajah-wajah Tuhan. Perjalanan hidup manusia di dunia ini pada dasarnya adalah upaya membangun kedekatan kepada Tuhannya. Dan Allah sendiri telah memproklamirkan Dirinya, bahwa  Ia dekat dengan hambaNya.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
Apabila hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad), katakan, Aku dekat (al-Baqarah : 186)

Bahkan saking dekatnya Tuhan kepada hambaNya, digambarkan kedekatanNya melebihi urat leher manusia itu sendiri.

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan kami lebih dekat dari padanya dari urat lehernya (Qaaf : 16). Sebuah kedekatannya yang teramat melekat, bahkan tiada jarak sama sekali. Lalu bagaimana Allah dekat dan hadir dalam kehidupan manusia? Ada banyak kisah dan jalan tentunya, yang dapat kita lakoni.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh berjuang (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (al-Ankabut:69)

Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah

Kedekatan Allah kepada hambaNya meniscayakan keridhaan Allah atas segala persembahan yang tulus, perjuangan dan penghayatan hidup yang ia jalani. Sering kali Allah menyatakan diriNya hadir justru pada orang-orang atau situasi-situasi sulit yang tidak menyenangkan. Allah bersama orang-orang yang teraniaya dan tersakiti. Allah bersama orang-orang yang sabar yang kuat menahan perihnya penderitaan dan kesusahan.

Nabi Saw juga sering kali menyatakan pembelaannya kepada kemalangan dan keprihatinan. “Aku dan seorang wanita yang kulit dan pipinya telah hitam karena terbakar matahari akan berdekatan satu sama lain di akhirat seperti dua jariku, dan ia adalah seorang janda tangguh, yang kulit dan pipinya menghitam karena menghidupi keluarganya.” Demikian salah satu sabdanya.

Dan tidak jarang pula Allah merepresentasikan diriNya pada orang-orang yang lemah dan membutuhkan bantuan. Saat seorang hamba yang ingin membangun kedekatannya kepada Tuhannya, pada merekalah ia mendatanginya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman: “Wahai anak adam, Aku sakit, mengapa engkau tidak mengunjungi-Ku?” Anak Adam berkata: “Wahai Tuhan, bagaimana aku mengunjungi-Mu sedang Engkau adalah Tuhan semesta alam”. Kemudian Allah berfirman: “ Tidakkah engkau mengetahui bahwa hambaku si Anu sedang sakit, dan engkau tidak mengunjunginya? Tidakkah engkau tahu bahwa seandainya engkau mengunjunginya, niscaya engkau akan menemukan-Ku di sana?” Dan Allah berkata: “Wahai anak adam, Aku meminta makan darimu, tapi engkau tidak memberi-Ku makan.” Anak adam berkata: “Bagaimana aku memberi-Mu makan, sedangkan Engkau adalah Tuhan semesta alam.” Kemudian Allah berfirman: “Tidakkah engkau tahu bahwa hambaku si Anu telah meminta kepadamu makan, tapi engkau tidak memberinya makan. Tidak kah engkau mengetahui bahwa seandainya engkau memberinya makan, niscaya engkau akan mendapatkan (ganjarannya) di sisi-Ku.”

Hadits qudsi di atas memberikan isyarat bahwa Tuhan mengejewantah Diri-Nya lewat kisah manusia melalui tindakan dan perbuatannya yang berguna dan maslahat untuk kemanusiaan dan kehidupan. Hadirnya Allah akan terasa bersama dengan hadirnya perilaku dan tindakan manusia yang memberi, menghidupi  وَهُوَ يُطْعِمُ وَلاَيُطْعَمُ dan Dia (Allah) yang memberi makan, dan tidak diberi makan. Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim akan mengejewantah nyata dengan tindakan manusia yang pengasih dan penyayang juga kepada sesama. Empat pokok ajaran sunan drajat berikut akan menjadi panduan bagi tindakan manusia yang bernilai ketuhanan, antara lain: paringono taken marang kang kaluyon lan wuta, paringono pangan marang kang kaliren, paringono sandang marang kang kawudan, paringono payung kang kodanan. Yakni memberikan tongkat kepada orang buta, memberikan makan kepada yang kelaparan. memberikan pakaian kepada yang telanjang, dan memberikan payung kepada yang kehujanan.

Jamaah Sholat Jumat yang dirahmati Allah

Makna kehadiran Tuhan akan lebih terhayati juga pada fenomena hidup yang dzohirnya kita anggap buruk dan tidak sempurna. Akan tetapi justru dari situ sesuatu yang sempurna bisa tercipta. Berapa banyak orang yang buta penglihatannya, tetapi mereka lebih banyak melihat dibanding orang-orang yang sehat penglihatan dua matanya. Berapa banyak juga orang yang tidak lengkap tangan atau kakinya, akan tetapi mereka bisa mencipta karya bahkan melebihi orang yang lengkap kedua tangan dan kakinya. Merekalah sejatinya para pemenang kehidupan karena ditengah keterbatasan, mereka melakukan sesuatu yang kadang melampaui batasan orang-orang yang yang mempunyai fisik sempurna.

Sesuatu yang terlihat ganjil pada ciptaan Allah, tidak semestinya dianggap tidak sempurna. Karena jika Allah yang menghendaki sesuatu tercipta dalam keadaan ganjil, maka beragam cara Allah sendiri yang akan menggenapinya. Sebagaimana kisah seseorang yang bertemu dengan orang tua buta dan seorang anak kecil di tengah hutan. Seseorang tersebut mengeluh kepada Tuhan. “Ya Allah, tidak ada yang akan menolong mereka di tengah hutan seperti ini, yang satu orang tua buta dan satunya lagi masih kecil”. Allah menyindir seseorang tersebut, “bukan nya kamu ada di situ, dan kamu bisa menolongnya”. Seseorang tersebut baru menyadarinya bahwa Allah menghadirkan dirinya di situ untuk menolong orang tua buta dan anak kecil tersebut.

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran, bahwa kehadiran Tuhan akan bermakna dan terasa apabila kita terlibat dalam menggenapi keganjilan, menutupi kekurangan, melengkapi ketidaksempurnaan. Inilah makna kehadiran Tuhan. Tuhan hadir lewat kisah manusia dalam mencipta dan mempersembahkan cinta dan kasih sayangnya kepada semesta

0 komentar:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • ini apa
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube