Isi Khutbah Mengenang Habibie. Saat
ini bangsa Indonesia sedang berkabung, duka mendalam karena baru saja
kehilangan seorang tokoh besar bangsa, Bapak Prof. BJ Habibie yang karya dan
kontribusinya terhadap bangsa Indonesia amatlah besar dan nyata; baik ia sebagai
tokoh politik, pemimpin Negara, terlebih adalah ia sebagai bapak tekhnologi
yang telah melambungkan harkat martabat masyarakat Indonesia di mata dunia
dengan membawa capaian tertinggi kemajuan tekhnologi anak bangsa terutama
dibidang tekhnologi dirgantara, membuat pesawat terbang.
Thursday, January 23, 2020
Mengenang Habibie
Posted by KHUTBAH | 1:30 PM Categories: crack progresion theori, habibie, khutbah, khutbah Jum'at, Mr crack, prof.Bj.HabibieFriday, January 17, 2020
Isi Khutbah Zuhud adalah Spirit Beragama. Spirit agama teletak pada sikap zuhud (asketis) para pemeluknya.
Sikap zuhud (Asketisme) dalam beragama adalah pirinsip hidup yang menanggalkan
kesenangan dunia hanya untuk menggapai ridha Allah semata, berusaha terus
menerus membangun kedekatan kepada Tuhannya. Sikap hidup zuhud tergambar dari
kesederhanaan sikap, pakaian, makanan, dan orientasi hidup yang selalu
mementingkan kepentingan akhirat.
يَاقَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا
مَتَاعُ. وَإِنَّ اْلأَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Hai
kaumku, sesungguhnya kehidupan ini hanyalah kesenangan (sementara) dan
sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Ghafir :39
Thursday, January 16, 2020
Samudra Keagungan Maulid Nabi Muhammad SAW
Posted by KHUTBAH | 3:27 PM Categories: Ad-Diba'i, khutbah, khutbah Jum'at, maulid Nabi SAW, Muhammad SAW, samudra, Sayyed Husein Nasr, Waraqoh
Isi Khutbah Samudra Keagungan Maulid Nabi SAW. Menggigil
tubuh Waraqah, bergetar-serak suaranya ketika baru saja Khadijah, sepupunya
menceritakan apa yang baru saja dialami suaminya, Muhammad di Gua Hira. Lelaki
tua renta yang saat itu berusia 90 tahun adalah satu dari sebagian kecil yang
masih memegang teguh ajaran agama Ibrahim yang hanif. Dia adalah seorang
Kristen yang telah lama menyelami kitab-kitab suci terdahulu, injil maupun
taurat dan meyakini akan datangnya seorang Mesiah, Nabi yang dijanjikan
sebagaimana diwartakan dalam kitab-kitab suci tersebut. Dan apa yang baru saja
diceritakan Khadijah kepadanya menjadi konfirmasi terhadap keyakinan dan
harapan yang selama puluhan tahun ia nantikan.
Dalam
salah satu perjumpaannya dengan Muhammad di salah satu sudut Ka’bah, Waraqah
dengan penuh emosional; penuh kerinduan dan keharuan, membisikan kepada
Muhammad: ”Qudus-Qudus, demi Tuhan yang menguasai jiwaku, yang
mendatangimu adalah Namus terbesar yang dulu pernah mendatangi Musa”.
“Muhammad, engkau adalah Nabi bagi kaummu, yakinkanlah dirimu”. Engkau akan
didustakan orang dan akan diperlakukan buruk, mereka akan mengusirmu bahkan
berperang melawanmu”.”Seandainya aku masih hidup pada saat itu, Allah tahu,
pasti akan membela kebenaran agama-Nya”. Waraqah kemudian memeluk Muhammad
dengan erat dan mencium ubun-ubunnya dengan penuh ketakziman yang tiada
banding. Sebuah adegan kebahagiaan dan kaharuan yang tak terperi bagi seorang
Waraqah setelah sekian tahun bergelut dengan keyakinan bagai mitos dan dongeng
akan datangnya seorang juru selamat yang dijanjikan. Saat ini, bagai mendekap
surga, seorang yang dijanjikan itu berada erat dalam pelukannya.
Jamaah
sholat Jum’at yang berbahagia
Itulah
sekelumit kisah yang merupakan awal dari perjuangan dakwah seorang Rasul
teragung, nabi pilihan akhir zaman, seorang Nabi yang dijanjikan yang
kelahirannya sudah diramalkan dalam kitab-kitab kuno oleh semua agama di dunia.
Dan
Muhammad, begitu menampakan wajahnya di bumi, serta merta mengundang
keajaiban-keajaiban alam. Seketika cahaya terang menyelimuti kota Mekkah malam
itu seakan mengisyaratkan telah munculnya purnama kehidupan untuk semesta alam,
Istana Persia yang menjadi simbol kekuatan adidaya saat itu nyaris runtuh. Api
abadi yang menjadi sembahan orang-orang majusi yang tak pernah mati, malam itu
seketika padam. Seluruh pendeta di setiap pelosok pada malam itu membuat satu
khotbah penting bahwa akan datangnya seorang Mesiah, Nabi yang dijanjikan.
Suatu
hari, Abdul Muthalib bermimpi. Dari punggungnya tumbuh sebatang pohon, cabang
atasnya menyentuh langit. Cabang sampingnya membentang dari Timur sampai ke
Barat. Lalu, dari pohon itu muncul cahaya yang lebih terang dari matahari.
Abdul Muthalib bertanya pada juru tafsir mimpi. Para juru tafsir mimpi
mengatakan bahwa seseorang akan dilahirkan dalam keluarganya yang akan
menerangi Timur dan Barat, akan menjadi nabi bangsa Arab maupun bangsa Persia
(Sayyed Husein Nasr).
Jamaah
sholat Jum’at yang berbahagia
Saat
ini kita tengah meniti kembali jalan hidupnya, menelusuri lorong-lorong kepribadiannya
yang mengagumkan, serta menghayati samudera kebijakannya yang luas terbentang.
Tentunya, bukan hari ini atau bulan ini saja kita berkhidmat terhadap teladan
dan akhlknya, akan tetapi semestinya Muhammad senantiasa menginspirasi dan
menjadi ruh dari setiap perjalanan langkah hidup kita.
Para
cendikiawan, penulis, ataupun pujangga telah banyak menorehkan sirah, sejarah
atau biografi sang Nabi dengan amat mengesankan. Bukan hanya dari kalangan
muslim, bahkan banyak dari non muslim yang sungguh dalam dan luar biasa
memberikan penghargaan kepada sang pemilik pribadi mulia ini. Berikut akan kita
baca bagaimana kalangan non muslim mengomentari akhlak beliau:
“Dia
hidup dalam kerendahan hati yang sungguh-sungguh, yang melaksanakan
kewajiban-kewajiban yang paling kasar sekalipun dengan kedua tangannya; dia
menyalakan api, menyapu lantai, menyusui biri-biri, menambal pakaiannya sendiri
dan memperbaiki sepatunya. Dia bekerja keras untuk memperbaiki nasib budak,
yang membebaskan siapa saja yang dipersembahkan untuknya.” (Betram Thomas)
Hal
ini juga sebagaimana diakui oleh Aisyah. Ia pernah ditanya apa yang dilakukan
Rasulullah Saw di rumah. Aisyah r.a menjawab, “Beliau menjahit pakaiannya
sendiri, memperbaiki sandalnya dan mengerjakan segala apa yang (layaknya) para
suami lakukan di dalam rumah.” (HR. Ahmad)
“Dia
yang berdiri sendirian, menghadapi selama bertahun-tahun kebencian kaumnya
adalah pribadi yang sama yang tidak pernah menarik tangannya dari pegangan
tangan orang lain; kekasih anak-anak, yang tidak penah melewati sekelompok anak
kecil tanpa pernah tersenyum dari kedua matanya yang mengagumkan dan satu kata
ramah untuk mereka, yang menyuarakan semua kebaikan dalam nada yang manis”. (Stanley
Lane Poole).
Muhammad
adalah yang luas kasih dan maafnya kepada manusia, tidak sedikitpun rasa dendam
dalam hatinya meskipun terhadap orang yang meludahinya. Dia Muhammad yang
membawa ajaran firmanNya :
وَلَمَن صَبَرَ وَغَفَرَ إِنَّ ذَلِكَ لَمِنْ
عَزْمِ اْلأُمُورِ
“Barang
siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikian itu perbuatan yang mulia.”
(As-Syuro:43)
Abdurrahmah
A-Diba’i mengungkapkan dalam Maulid Ad-Dibai terkait akhlaq Nabi yang
pengasih ini.
اِنْ اُوْذِيَ يَعْفُ وَلَا يُعَاقِبُ. وَاِنْ
خُوْصِمَ يَصْمُتْ وَلَا يُجَاوِبُ
Ketika
disakiti, ia mengampuni dan tidak membalas. Ketika Ia dimusuhi, dia diam tidak
menjawab.
“Rasa
kemanusiaannya merengkuhkan diri sampai ke makhluk-makhluk yang lebih rendah.
Dia melarang pemakaian burung-burung yang hidup sebagai sasaran untuk para
pemanah dan memprotes mereka yang memperlakukan onta mereka dengan buruk.
Tindakan-tindakan jahat yang bodoh berkaitan dengan takhayul dibuangnya. Tak
ada lagi onta orang yang sudah mati diikatkan pada kuburannya untuk menghapus
rasa lapar dan dahaga. Tak ada lagi mata jahat didamaikan dengan pemberian
darah domba. Tak ada lagi hujan dipanggil dengan mengikatkan obor yang membara
ke ekor-ekor sapi..” (D.S. Margo Liouth)
Bahkan
bukan hanya dari golongan manusia, jin dan malaikat saja yang hormat kepada
sosok yang yang agung ini, makhluk-makhluk Allah yang lebih rendahpun seperti
hewan dan tumbuhan merasakan ke-takzim-an dan memberi salam hormat kepadanya.
Sebagaimana juga digambarkan Abdurrahmah A-Diba’i:
اٰمَنَ بِهِ الضَّبُّ
وَسَلَّمَتِ الْاَشْجَارُ وَخَاطَبَتْهُ الْاَحْجَارُ وَحَنَّ اِلَيْهِ الْجِذْعُ
حَنِيْنَ حَزِيْنٍ نَادِبٍ
Binatang
biawak beriman kepadanya, pohon-pohon kayu memberikan salam, batu-batu
mengatakan sesuatu kepadanya dan batang kurma meratapi kepadanya seperti
ratapan seorang yang sedih merintih-rintih karena sangat cintanya kepada Nabi
Saw.
Demikianlah
gambaran Muhammad dengan kepribadiannya yang teramat luhur, bagaimana al-qur’an
saja melukiskan demikian : انك
على خلق عظيم sesungguhnya
engkau berada pada akhlak yang agung.
Dialah
seorang Nabi yang begitu memikirkan penderitaan dan keselamatan umatnya,
sebagaimana digambarkan cukup indah dalam al-qur’an :
لَقَدْ
جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَاعَنِتُّمْ حَرِيصٌ
عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu
sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan
keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mu'min. (QS. 9:128)
Jamaah
sholat Jum’at yang
berbahagia
Dialah Nabi yang perkataannya selalu sesuai dengan perbuatannya.
Dia mengajarkan kesederhanaan maka akan kita temukan bahwa dia adalah seorang
raja yang paling sederhana sepanjang sejarah dunia. Tidaklah padanya istana
yang megah bertahtakan emas permata, namun hanya bilik kecil di bagian depan
masjid yang ia biarkan terbuka untuk umat.
Nabi ikut serta sepenuhnya dalam kehidupan sosial. Nabi adalah
seorang suami, ayah, kepala negara, hakim dan panglima perang. Nabi mengalami
berbagai bahaya yang umum dialami dalam kehidupan manusia, terutama karena
perannya sebagai pendiri negara dan masyarakat baru. Tetapi dalam semua
kegiatan ini, hatinya beristirahat dalam ketentraman dan kepuasan akan Yang
Agung dan secara batin Nabi terus-menerus mencari kedamaian abadi. ” (sayyid
Husein Nasr).
Sebagaimana juga diungkapkan oleh Abdurrahmah A-Diba’i :
قَلْبُهُ لَا
يَغْفُلُ وَلَا يَنَامُ وَلٰكِنْ لِلْخِدْمَةِ عَلٰى الدَّوَامِ مُرَاقِبُ
Hatinya tidak pernah lupa dan tidak tidur tetapi selalu berkhidmat
dan ingat pada Allah. SWT.
Dia adalah Nabi yang sering kali berpuasa karena tidak terdapat
makanan di rumahnya. Kesederhanaannya bagi seorang raja amat mencengangkan
dunia. Dan inilah yang menjadi prinsip dasar ajaran agama yang di bawanya, bahwa
harta bukanlah menjadi ukuran kehormatan hidup di dunia akan tetapi kekayaan
jiwa.
Jamaah sholat Jumat yang berbahagia
Tak akan habis kita
tuangkan dalam kata-kata tentang keterpesonaan kita terhadap pribadi yang agung
ini. Namun hanya sholawat dan salam yang terus tanpa henti kita lirihkan dalam
setiap waktu dan kesempatan akan bukti cinta kita kepada beliau dan khidmat
kita akan keteladanannya.
Friday, January 10, 2020
Wajah-Wajah Tuhan
Posted by KHUTBAH | 6:24 PM Categories: khutbah, khutbah Jum'at, wajah-wajah Tuhan, YSM
Isi Khutbah menemukan wajah-wajah Tuhan. Perjalanan
hidup manusia di dunia ini pada dasarnya adalah upaya membangun kedekatan
kepada Tuhannya. Dan Allah sendiri telah memproklamirkan Dirinya, bahwa Ia dekat dengan hambaNya.
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ
Apabila hambaKu bertanya kepadamu (Muhammad), katakan, Aku dekat (al-Baqarah :
186)
Subscribe to:
Posts (Atom)