Isi Khutbah Mengenang Habibie. Saat
ini bangsa Indonesia sedang berkabung, duka mendalam karena baru saja
kehilangan seorang tokoh besar bangsa, Bapak Prof. BJ Habibie yang karya dan
kontribusinya terhadap bangsa Indonesia amatlah besar dan nyata; baik ia sebagai
tokoh politik, pemimpin Negara, terlebih adalah ia sebagai bapak tekhnologi
yang telah melambungkan harkat martabat masyarakat Indonesia di mata dunia
dengan membawa capaian tertinggi kemajuan tekhnologi anak bangsa terutama
dibidang tekhnologi dirgantara, membuat pesawat terbang.
Temuan
teorinya yang terkenal adalah Crack Progression Theori. Inti dari teori
ini adalah mengenali keretakan yang terjadi pada pesawat atau memprediksi letak
awal retakan pada pesawat dengan perhitungan yang sangat detail sampai ke
tingkat atom. Temuan inilah yang menasbihkan dirinya sebagai ilmuan kelas dunia
dan diabadikan dengan sebutan Teori Habibi, Faktor Habibi dan Metode Habibi.
Berkat Teori ini pesawat di dunia lebih hemat bahan bakar dan standar keamanan
pada pesawat ditingkatkan. Resiko kecelakaan pesawat pun berkurang dan
perawatannya menjadi lebih mudah dan murah. Atas teori inilah bapak Habibie
dijuluki “Mr Crack”.
Jamaah
Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Sebagai
masyarakat Indonesia terlebih kita umat muslim boleh berbangga mempunyai salah
satu tokoh besar semisal bapak Habibi ini. Keberadaannya akan selalu menjadi
inspirasi bagi generasi anak bangsa sampai kapanpun. Dari tokoh-tokoh besar ini
kita belajar bagaimana sejatinya kita mendedikasikan hidup ini untuk
kemanfaatan dan kemaslahatan bagi masyarakat. Nabi Saw. jauh sebelumnya
memotivasi umatnya untuk selalu bisa bermanfaat bagi orang lain.
ﺧﻴﺭﺍﻟﻨﺎﺲ ﻤﻦ ﻳﻨﻔﻊ ﻠﻠﻨﺎ
ﺱ ( متفق ﻋﻠﻴﻪ)
“sebaik-baik
manusia adalah orang yang memberi manfaat kepada orang lain”.
Dan
(alm) Bapak Habibie ini (semoga Allah mengampuni dan menyayangi beliau) adalah
contoh sebagai orang yang dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat
luas bahkan dunia.
Sosok
Bapak Habibi adalah seorang pembelajar dan terus belajar sampai akhir hayat.
Ruangan perpustakaan di rumah pribadinya menjadi ruangan favoritnya. Selain
beragam koleksi buku di dalamnya, juga terdapat projek terbaru pesawat R80 yang
belum sempat diwujudkannya. Semangat belajar dan mengejar ilmu pengetahuan
adalah spirit Al-Qur’an yang tertuang dalam surat Al-Mujadalah ayat 11
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ
ءَامَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرُ
“Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-Mujadalah :
11).
Sosok
lain yang terpenting dari Bapak habibi adalah disamping beliau seorang yang
genius juga sangat religius. Tahun 80an ia menggagas istilah yang dikenal
dengan integrasi Iman Taqwa (IMTAQ) dan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
(IPTEK). Konsep ini tentunya di dasari atas kesadaran yang dalam bahwa
kebahagiaan hidup tidak akan pernah bisa dicapai tanpa landasan keyakinan kepada
Allah. Keseimbangan keduanya antara iman dan ilmu pengetahuan adalah sarat
meraih kebahagian dunia dan akhirat. Al-Quran juga mengisyaratkan hal ini :
وَمِنْهُم مَّن يَقُولُ
رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
Ya
Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan
peliharalah kami dari siksa neraka (Q.S. Al-Baqarah :
201).
Jamaah
Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Masih
banyak pemikiran dan pernyataannya yang bisa kita jadikan pegangan, diantara
salah satunya adalah pernyataan yang pernah diungkapkan tahun 1986 silam :
“jangan
terlalu banyak diskusi, jangan cengeng, tetapi terjunkan diri ke proses nilai
tambah secara konsisten, pasti Indonesia akan terkemuka di Asia Tenggara dan di
dunia”
Seperti
ada relevansinya pernyataan tersebut dengan konteks sosial politik negeri kita
saat ini. Dunia politik kita saat ini terlalu berisik dengan
perdebatan-perdebatan yang tidak perlu. Banyak orang mengomentari apa saja di
luar kapasitasnya, terutama sekali di media-media sosial karena kita bebas
memberikan dan menerima informasi tanpa proses penyaringan. Maka yang terjadi
adalah ‘keributan’, polarisasi yang tajam antar kedua belah pihak yang berbeda
pandangan. Bahkan terus saja sampai menjurus kearah provokasi-provokasi dan
melanggengkan kebencian. Energi anak bangsa habis hanya untuk berdebat yang
tidak ada ujung pangkalnya. Maka ‘tidak ada proses nilai tambah’ demikian kata
Habibi. Yang ada hanyalah kericuhan dan kerusuhan yang dipicu oleh berita tidak
benar dan provokasi.
Sejatinya
kita berbuat hal yang nyata di bidang kita masing-masing dan bermanfaat bagi
orang lain, bangsa dan agama kita. Minimal bagi keluarga terkecil kita. Dari
pada kita terus berselancar di dunia maya dengan asumsi dan prasangka yang
tidak berguna.
Jamaah
Sholat Jumat yang dirahmati Allah
Dari
khutbah yang singkat ini tentunya kita ingin memetik hikmah dan pelajaran dari
setiap apapun yang terjadi dan kita alami disekitar kita, terkhusus dengan
wafatnya tokoh bangsa kita bapak Prof.Dr. Baharuddin Jusuf Habibie. Terlepas
dari segala kekurangan belaiu sebagai manusia biasa, sekali lagi kita sama-sama
berdoa semoga Allah mengampuni dan menyayangi beliau. Kita bersaksi atas
kebaikannya selama hidup. dan kita tidak diperintahkan untuk menceritakan
keburukan orang yang yang sudah meninggal.
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : «لاَ
تَسُبُّوا اْلأَمْوَاتَ, فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلىَ مَا قَدَّمُوْا». رَوَاهُ
اْلبُخَارِيّ
“Dari
‘Aisyah r.a berkata: Nabi Saw bersabda: ‘ janganlah kalian mencela orang-orang
yang sudah mati, karena mereka itu sudah sampai kepada apa yang telah mereka
lakukan)’ “. (H.R.Bukhori)
Dalam
hadits lain dikatakan :
هَذَا أَثْنَيْتُمْ
عَلَيْهِ خَيْرًا فَوَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ، وَهَذَا أَثْنَيْتُمْ عَلَيْهِ شَرًّا
فَوَجَبَتْ لَهُ النَّارُ ، أَنْتُمْ شُهَدَاءُ اللَّهِ فِى الأَرْضِ
“Yang
kalian puji kebaikannya, maka wajib baginya surga. Dan yang kalian sebutkan
kejelekannya, wajib baginya neraka. Kalian adalah saksi-saksi Allah di muka
bumi.” (HR. Bukhari, no. 1367; Muslim, no. 949)
0 komentar:
Post a Comment