Isi Khutbah
Tentram dalam keragaman. Takdir hidup manusia adalah dalam keragaman; Beragam suku,bangsa, budaya, bahasa, ras atau agama. Bahkan yang satu suku, satu bangsa, satu agamapun masih beragam pandangan, pikiran dan pilihan politiknya. Keragaman latar belakang dan pandangan atau pemikiran manusia ini sudah merupakan kehendak Allah Swt. FirmanNya dalam Q.S. Al-Maidah ayat 48
Tentram dalam keragaman. Takdir hidup manusia adalah dalam keragaman; Beragam suku,bangsa, budaya, bahasa, ras atau agama. Bahkan yang satu suku, satu bangsa, satu agamapun masih beragam pandangan, pikiran dan pilihan politiknya. Keragaman latar belakang dan pandangan atau pemikiran manusia ini sudah merupakan kehendak Allah Swt. FirmanNya dalam Q.S. Al-Maidah ayat 48
وَلَوْ شَآءَ اللهُ
لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَآءَاتَاكُمْ
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُم
بِمَا كُنتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ
Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu.
Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allahlah kembali kamu
semuanya, lalu diberitahukannya semua kepadamu apa yang kamu perselisihkan itu.
Dalam Q.S. Al-Hujarat ayat 13
Allah lebih menegaskan akan perbedaan beragam asal kejadian dan latar belakang
manusia yang tidak dijadikan ukuran dari keutamaan dan kemuliaannya.
يَآأَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَآئِلَ
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara
kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal
Jamaah Sholat Jum’at yang
dirahmati Allah
Membaca dari dua firman Allah
tersebut, khatib dapat memetik dua kesimpulan dari tujuan diciptakannya manusia
dalam keragaman. Pertama, dengan keragaman, Allah hendak mejadikan manusia
berlomba-lomba dalam berbuat baik. Bahwa ukuran keutamaan manusia ditentukan
dari ketaqwaannya, dari sejauh mana ia dapat memberikan kemaslahatan bagi orang
lain, bukan malah berbangga-bangga dan sombong dengan latar belakangnya dari
mana ia berasal.
Rasullah bersabda :
Bukan golongan kami orang-orang yang membangga-banggakan
kesukuan, dan bukan golongan kami orang orang yang mati karena membela,
mempertahankan atau memperjuangkan kesukuan.
Kedua, dengan keragaman, Allah
menghendaki agar manusia saling kenal-mengenal satu sama lain, saling
memberikan penghargaan, saling menghormatinya, saling memuliakannya, bulan
sebaliknya karena berbeda, manusia saling merendahkan, menghina atau mecemooh.
Ingatlah dengan sabda Nabi betapa Islam sangat memuliakan eksistensi manusia
menyangkut diri, kehormatan, dan apa yang menjadi milikinya.
إِنَّ دِمَاءَكُمْ
وَأَمْوَالَكُمْ حَرَامٌ عَلَيْكُمْ، كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا فِي شَهْرِكُمْ
هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا ... رواه مسلم
Sesungguhnya darah dan harta kalian adalah haram bagi sesama
kalian. Sebagaimana haramnya hari ini, haramnya bulan ini di negeri kalian
ini….
Dalam firman Allah yang
lain, Allah melarang manusia untuk saling menghina satu golongan terhadap
golongan yang lainnya. Q.S Al-Hujarat ayat 11:
يَاأّيُّهَا الّذِينَ
ءَامَنُوا لاَيَسْخَرْ قَوْمٌ مِّن قَوْمٍ عَسَى أَن يَكُونُوا خَيْرًا مِّنْهُمْ
وَلاَنِسَآءٌ مِّن نِّسَآءٍ عَسَى أَن يَكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّ وَلاَتَلْمِزُوا
أَنفُسَكُمْ وَلاَتَنَابَزُوا بِاْلأَلْقَابِ بِئْسَ اْلإِسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ
اْلإِيمَانِ وَمَن لَّمْ يَتُبْ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
Hai orang-orang
yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokkan kaum yang lain (karena)
boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olokkan)dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita lain
(karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari
wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.Seburuk-buruk
panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak
bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
Jamaah Sholat Jum’at yang
dirahmati Allah
Sejatinya memang kita harus
melihat teladan Rasul dalam mensikapi keragaman dan perbedaan ditengah-tengah
umatnya. Sejak awal dakwahnya di Madinah, Nabi Saw harus berhadapan dengan suku
Aus dan Khajraj yang suka berperang. Upaya Nabi Saw mendamaikan kedua suku yang
sedang bertikai itu disamping tentunya dengan akhlak beliau, juga dengan
mengajarkan prinsip Islam. Nabi tidak memandang keistimewaan golongan atau
suku, akan tetapi Nabi mengedepankan persamaan hak, tidak saling merampas hak
orang lain dan saling tolong menolong.
Adalah juga Nabi Saw. berhadapan
dengan golongan yang berbeda keyakinan, berbeda agama, dalam hal ini adalah golongan
Yahudi Madinah. Nabi Saw menerapkan kebebasan menjalankan syariat agama mereka,
serta memberikan tanggung jawab yang sama dalam kewajibannya memelihara
persatuan, dan menjaga Negara dari ancaman pihak luar.
Nabi saw selalu menuangkannya
dalam bentuk perjanjian. Hal mana dalam sistem pemerintahan modern bisa jadi
apa yang disebut dengan konstitusi atau perundang-undangan yang berlaku pada
suatu Negara. Dan syarat mutlak lahirnya ketentraman dalam keragaman adalah
kedisiplinan warganya dalam tunduk dan menjalankan segenap tata tertib dan
aturan yang telah ditetapkan. Inilah yang dewasai ini apa yang kita namakan
Negara berlandaskan hukum.
Oleh karena itu, Islam menjadikan
ketaatan kepada ulil amri atau pemerintah bagian juga dari ketaatan
kepada Allah dan RasulNya.
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا أَطِيعُوا اللهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِى اْلأَمْرِ
مِنكُمْ
Hai orang-orang
yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di
antara kamu.. (QS. 4:59)
Dalam Sebuah hadits
Rasulullah juga dikatakan bahwa Allah meridhai orang yang mentaati ulil amri
atau pemerintah
“sesungguhnya Allah meridhoi kamu dalam tiga
perkara, meridhoi kamu menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apapun; kamu berpegang teguh pada tali (agama) Allah dan tidak bercerai berai; dan
kamu mengikhlaskan kecintaanmu terhadap orang yang diberi kekuasaan oleh Allah
atau urusanmu. Dia membencimu dalam tiga perkara, yaitu cerita dari
mulut ke mulut; terlalu banyak meminta; dan menyia-nyiakan harta”. (HR. Muslim)
Jamaah Sholat Jum’at yang
dirahmati Allah
Yang ingin khatib garis bawahi di
sini adalah bahwa keragaman meniscayakan pengakuan akan eksistensi pada sesama
yang untuk dijunjung tinggi. Keragaman akan melahirkan sikap saling pengertian,
keragaman akan melahirkan rasa tanggung jawab menjaga keutuhan, Keragaman
justru semakin menumbuhkan kesadaran kita untuk bersatu dan bersaudara.
0 komentar:
Post a Comment