Isi Khutbah
Segala puji bagi Allah atas segala rahmat, ni’mat dan hidayahNya kepada
kita semua, terutama sekali ni’mat panjang umur, sehat walafiat dan sudah
barang tentu ni’mat iman dan islam sehingga kita dapat berkumpul kembali pada
hari yang mulia dan ditempat yang mulia ini untuk menunaikan salah satu
kewajiban kita sholat Jum’at berjamaah. Sholawat dan salam tak lupa kita
sampaikan kepada junjungan kita baginda Nabi Muhammad saw beserta keluarga dan
sahabatnya yang setia. Tidak lupa khotib berwasiat khusunya kepada diri khotib
sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan kita
kepada Allah Swt dengan menjalankan segala perintah-perintahNya dan menjauhkan
segala larangan-laranganNya.
Masih dalam suasana hari raya Idul Fitri 1435 H, khotib ingin dibukakan
pintu maaf yang seluas-luasnya. Barang kali ada sikap, perbuatan serta ucapan
yang tidak berkenan di hati jamaah sekalian. Mohon maaf lahir batin-minaal
‘aidin wal faizin semoga kita termasuk orang-orang yang kembali kepada
fitrah-kesucian.
Jamaah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.
Sebuah
tradisi yang amat membanggakan bagi kaum muslim ketika berhari raya lebaran
adalah tertanamnya tradisi silaturahmi atau lebih tepatnya silaturahim
dalam arti saling bertemu-bersalaman seraya mengucapkan mohon maaf lahir batin,
saling mengunjungi antar sesama keluarga, kerabat atau teman yang dekat bahkan
yang jauh. Sesuai dengan asal makna bahasanya silaturahim berarti ‘menyambung
kasih sayang’, maka momen saling mengunjungi atau bertemu ini sejatinya kita jadikan sebagai momen menebarkan kasih
sayang terhadap sesama, menumbuhkan rasa empati dan saling peduli. Tentunya ada banyak hikmah
yang akan kita peroleh dari momen ini disamping silaturahmi itu sendiri adalah
perintah Allah dan menjadi fitrah manusia sebagaimana dalam firmanNya:
…….وَاتَّقُوا
اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ
رَقِيبًا
“Dan
bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling
meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya
Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisaa’ :).
Diantara
beberapa hikmah silaturahmi yang dapat khotib kemukakan di sini antara lain: pertama, silaturahmi mencairkan ketegangan. Barang kali
selama ini kita tidak saling bertegur sapa karena malu, enggan, sungkan
atau karena masih tersimpan masalah diantara kita. Hal ini tentunya akan memupuk rasa saling curiga
terlebih berburuk sangka antar sesama. Maka dengan momen idul
fitri ini, kita terdorong dan dimudahkan Allah untuk saling menyapa dan bicara,
membangun kominikasi, saling
mengenal lebih jauh. Tanpa kita sadari, bahwa momen ini telah menegaskan kepada
kita bahwa naluri manusia pada dasarnya adalah sebagai makhluk sosial yang selalu
ingin hidup berdampingan, rukun dan damai yang saling membutuhkan satu sama
lain.
kedua, silaturahmi dapat
membuka wawasan baru dan memperluas rezeki. Dengan bertemunya antar teman atau
kerabat yang sudah lama tak bertemu, tentu ada banyak hal yang akan saling
dikemukakan; saling berbagi informasi, bertukar pengalaman dan fikiran tentu
akan memperkaya pengetahuan dan wawasan kita dalam beragam bidang dan masalah. Kondisi, situasi atau keadaan teman atau kerabat kita
saat ini akan menjadi cermin dan sumber refleksi bagi diri kita betapa diri ini
masih penuh dengan kekurangan yang harus segera diperbaiki, masih miskin
pengetahuan yang perlu lebih dicari dan digali. Terlebih teman atau kerabat kita menawarkan peluang kerja atau bisnis atau
tawaran aktifitas yang akan mengubah haluan hidup kita kearah yang lebih baik dan bernilai, tentu dalam konteks ini, silaturahmi akan mendatangkan
rizki sebagaimana hadits Nabi : “Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan
rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia
menyambung (tali) silaturahim.” (H.R Bukhari).
Yang ketiga dari hikmah
silaturahmi adalah bahwa silaturahmi melahirkan empati dan saling peduli. Silaturahmi sebagaimana arti asal katanya, “menyambung
kasih sayang”, berarti kita harus menjadikan momen pertemuan kepada sesama
sebagai momen untuk merajut atau menebarkan kasih sayang. Prinsipnya, selalu
melihat kebawah tidak ke atas, tangan di atas lebih baik dari pada tangan di
bawah. Apabila kita temukan orang yang sedang membutuhkan pertolongan, maka
ulurkan tangan kita untuk ikhlas menolongnya. Apabila kita temui orang yang sedang sakit, sudikan diri kita untuk
mewarkan obat atau mengantarkannya berobat, minimal doa atas
kesembuhannya. Apabila kita temui orang yang tidak memiliki pengetahuan,
maka sudikah kiranya kita dapat mengajarinya.
Spirit ini juga dapat kita
temukan dalam ajaran bijak waliyullah-Sunan
Drajat : Empat pokok ajaran sunan
drajat. antara lain: paringono taken marang kang kaluyon lan wuta, paringono pangan marang kang kaliren, paringono sandang marang
kang kawudan, paringono payung kang kodanan. Adapun maksud keempat
ajaran tersebut, yakni memberikan tongkat kepada orang buta, memberikan makan
kepada yang kelaparan. memberikan pakaian kepada yang telanjang, dan memberikan
payung kepada yang kehujanan. Demikianlah yang menjadi misi nabi saw. wa
maa arsalnaaka illa rahmatallil’alamiin, dan tidak Ku utus engkau Muhammad
kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam. Dan sebagaiamna juga sabda Nabi saw: irhamuu
maa fil ardhi wa sayarhamu man fii assamaa-sayangilah apa yang ada di bumi
niscaya apa yang ada di langit akan menyayangimu.
Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah Swt.
Sebagaimana pahala dan hikmahnya yang begitu besar terhadap orang yang
memelihara silaturahmi, dan Allah juga memberi ancaman terhadap orang yang suka
memutuskan tali persaudaraan sebagaimana firmanNya:
فَهَلْ
عَسَيْتُمْ إِن تَوَلَّيْتُمْ أَن تُفْسِدُوا فِي اْلأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا
أَرْحَامَكُمْ . أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللهُ
فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ
“Maka
apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan
memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati
Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad :22-23).
0 komentar:
Post a Comment