Isi Khutbah
Pada kesempatan ini, khotib akan menyampaikan beberapa
informasi mengenai alam barzakh atau alam kubur sebagaimana dijelaskan
dalam beberapa ayat alqur’an dan hadits Nabi saw. Apa itu alam barzakh?
Bagaimana kehidupan di sana, dan apa kaitannya dengan alam dunia saat ini
menyangkut kenikmatan dan siksa yang ada di alam kubur.
Jamaah sholat Jum’at yang berbahagia
Barzakh
secara bahasa artinya pemisah, pemisah antara dua hal. Alam barzakh
adalah pemisah antara alam dunia dengan alam akhirat. Saat kematian tiba,
seseorang akan memasuki alam barzakh dan tidak akan bisa kembali lagi ke
alam dunia karena ada dinding pemisah. Q.S. Almu’minun ;99-10: “Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga
apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:"Ya Rabbku
kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang
telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang
diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka
dibangkitan”. وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ
يُبْعَثُونَ
………….
Penglihatan dan apa yang akan kita alami di alam barzakh
akan lebih jelas dari pada yang kita alami dan perbuat di alam dunia. Kehidupan
di dunia ini kemudian hanya seperti mimpi atau tidur belaka. Sabda Nabi:”
manusia itu tidur, tetapi ketika mereka mati, mereka bangun”. Dan Al-Qur’an
menegaskan bahwa manusia akan mendapat penglihatan yang sebenarnya ketika mati.
Q.S. 50:22: فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَآءَكَ
فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيد ……
”kami singkapkan dari padamu tutup (yang menyelubungi)
matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.”
Jamaah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah
Bagaimana kehidupan di alam Barzakh?
Sayidina Ali bin Abi Tholib kw menggambarkan seseorang
mukmin apabila diwafatkan Allah, ruhnya ditempatkan pada suatu wadah seperti
wadanya yang di bumi, mereka makan dan minum, sehingga kalau ada yang datang
(wafat) mereka mengenalnya berdasar bentuk yang dilihatnya di bumi (M.Quraish
Shihab dari Musthafa al-Kik dalam Baina Alamain). Ruh-ruh tersebut tetap hidup,
mengenal, melihat mendengar, bertasbih dikerajaan Allah. Dia juga dihubungkan
dengan ruh-ruh yang lain dan berdialog dengannya serta merasa gembira, baik dengan
ruh yang masih hidup maupun dengan ruh yang telah meninggal dunia. Ruh-ruh
tersebut berkunjung ke halaman kuburan, mendatangi rumah-rumah dan dalam
keadaan demikian, dia tidak dibatasi oleh tempat atau terhalangi olehnya.
(M.Quraish Shihab dikutip dari Syaikh Hasanain Makhluf).
Ibnu Arabi menggambarkan barzakh sebagai alam
imajinasi antara dunia spiritual dengan dunia fisik, antara ruh dan tubuh. Oleh
karena itu, bentuk tubuh dalam alam kubur disebutnya sebagai tubuh imajinal.
Gambaran mengenai tubuh imajinal ini akan ditentukan oleh kehidupan di dunia.
Kehidupan di dunia adalah sebuah proses di mana manusia membentuk jiwa mereka
sendiri. Ketika tubuh terpisah darinya pada saat kematian, jiwa menjelma dalam
bentuk-bentuk imajinal dan mengubah sifat-sifatnya. Semua amal, akhlaq, hal,
maqam, pengetahuan, dan keinginan-keinginannya tampak dalam bentuk yang sama.
Di dalam barzakh semua manusia tergadaikan pada apa yang telah mereka peroleh
dan terpenjara menurut bentuk-bentuk amal mereka hingga hari kebangkitan.
Kemudian mereka muncul dalam bentuk-bentuk seperti itu dan dianugerahi susunan
bentuk tesendiri dari alam akhirat.
Lalu bagaimana hubungannya dengan alam dunia menyangkut
siksa dan kenikmatan alam kubur?
Sebagaimana telah dikemukakan Ibnu Arabi di atas, di
dalam barzakh manusia tergadaikan pada apa yang telah mereka peroleh dan
terpenjara menurut bentuk amal mereka di dunia, roh merasakan kenikmatan dan
siksa, kelezatan dan kepedihan, sesuai dengan keadaan dan amalnya ketika
hidupnya di dunia.
Hadits yang menguatkan adanya siksa kubur diantaranya
adalah hadits yang menyatakan suatu ketika Rasul saw. melewati salah satu
tembok (kuburan) di kota Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang
merintih. Rasul saw. bersabda:”keduanya sedang disiksa. Mereka disiksa bukan
karena dosa besar, melainkan: Yang pertama, orang tidak mencuci bersih bekas
kencingnya dan yang kedua, orang yang berjalan mengedarkan isu yang memecah
belah.” Kemudian beliau meminta diambilkan
dahan pohon kurma, lalu beliau belah dua dan meletakan pada masing-masing
kubur. Beliau ditanya mengapa melakukan itu? Rasul menjawab:”semoga itu dapat
meringankan siksa buat mereka selama dahan itu belum kering (HR. Bukhori dan
Muslim melalui Ibnu Abbas).
(menyambung dengan hadits tersebut, khotib berpesan:
pertama, ajari anak-anak kita tata cara beristinja dan membersihkan najis
dengan benar, ajari mereka cara memelihara dan menjaga kebersihan diri dan
lingkungannya dari kotoran dan najis secara benar. Kedua, janganlah kita
terbiasa kasak-kusuk, menyebar isu tidak benar, memfitnah dan mengadu domba.
Hal ini akan menjadi benih-benih siksa alam kubur).
Siksa dan kesengsaraan alam kubur diantaranya juga akan
mengancam mereka yang terbiasa melalaikan sholat, Nabi saw. bersabda:”bahwa
orang-orang yang lalai dalam sholat mereka kelak akan disingsingkan laksana
menyingsingkan lengan baju atau kain penutup yang menutupi wajah orang berdosa. Perbuatan baik akan
tampak seperti orang yang sangat baik. Sedangkan perbuatan jahat seperti
seorang perempuan tua yang buruk rupa; sementara perbuatan buruk akan berubah
wujud menjadi anjing dan babi.
Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah
Selain siksa dan kesengsaraan alam kubur bagi pendosa
dan pendurhaka, Allah juga akan menjanjikan kenikmatan dan kebahagiaan
kehidupan alam kubur bagi mereka yang menempuh jalan Allah. Q.S Ali Imran
169-171 menegaskan bahwa para syuhada hidup di sisi Allah dan mereka memperoleh
rizki dari sisiNya. Sebagaimana juga telah disinggung di atas, bahwa roh-roh
orang yang telah mati akan saling mengunjungi, saling berdialog dan merasa
gembira baik dengan roh yang masih hidup maupun dengan roh yang telah meninggal
dunia.
0 komentar:
Post a Comment