Friday, September 12, 2014

Mengintip Barzakh

Posted by KHUTBAH | 6:36 PM Categories: , , ,


Pada kesempatan ini, khotib akan menyampaikan beberapa informasi mengenai alam barzakh atau alam kubur sebagaimana dijelaskan dalam beberapa ayat alqur’an dan hadits Nabi saw. Apa itu alam barzakh? Bagaimana kehidupan di sana, dan apa kaitannya dengan alam dunia saat ini menyangkut kenikmatan dan siksa yang ada di alam kubur.

Jamaah sholat Jum’at yang berbahagia
Barzakh secara bahasa artinya pemisah, pemisah antara dua hal. Alam barzakh adalah pemisah antara alam dunia dengan alam akhirat. Saat kematian tiba, seseorang akan memasuki alam barzakh dan tidak akan bisa kembali lagi ke alam dunia karena ada dinding pemisah. Q.S. Almu’minun ;99-10: Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata:"Ya Rabbku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan”.  وَمِن وَرَآئِهِم بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ ………….

Penglihatan dan apa yang akan kita alami di alam barzakh akan lebih jelas dari pada yang kita alami dan perbuat di alam dunia. Kehidupan di dunia ini kemudian hanya seperti mimpi atau tidur belaka. Sabda Nabi:” manusia itu tidur, tetapi ketika mereka mati, mereka bangun”. Dan Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia akan mendapat penglihatan yang sebenarnya ketika mati. Q.S. 50:22:  فَكَشَفْنَا عَنكَ غِطَآءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيد ……
”kami singkapkan dari padamu tutup (yang menyelubungi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” 

Jamaah Sholat Jum’at yang dirahmati Allah
Bagaimana kehidupan di alam Barzakh?
Sayidina Ali bin Abi Tholib kw menggambarkan seseorang mukmin apabila diwafatkan Allah, ruhnya ditempatkan pada suatu wadah seperti wadanya yang di bumi, mereka makan dan minum, sehingga kalau ada yang datang (wafat) mereka mengenalnya berdasar bentuk yang dilihatnya di bumi (M.Quraish Shihab dari Musthafa al-Kik dalam Baina Alamain). Ruh-ruh tersebut tetap hidup, mengenal, melihat mendengar, bertasbih dikerajaan Allah. Dia juga dihubungkan dengan ruh-ruh yang lain dan berdialog dengannya serta merasa gembira, baik dengan ruh yang masih hidup maupun dengan ruh yang telah meninggal dunia. Ruh-ruh tersebut berkunjung ke halaman kuburan, mendatangi rumah-rumah dan dalam keadaan demikian, dia tidak dibatasi oleh tempat atau terhalangi olehnya. (M.Quraish Shihab dikutip dari Syaikh Hasanain Makhluf).

Ibnu Arabi menggambarkan barzakh sebagai alam imajinasi antara dunia spiritual dengan dunia fisik, antara ruh dan tubuh. Oleh karena itu, bentuk tubuh dalam alam kubur disebutnya sebagai tubuh imajinal. Gambaran mengenai tubuh imajinal ini akan ditentukan oleh kehidupan di dunia. Kehidupan di dunia adalah sebuah proses di mana manusia membentuk jiwa mereka sendiri. Ketika tubuh terpisah darinya pada saat kematian, jiwa menjelma dalam bentuk-bentuk imajinal dan mengubah sifat-sifatnya. Semua amal, akhlaq, hal, maqam, pengetahuan, dan keinginan-keinginannya tampak dalam bentuk yang sama. Di dalam barzakh semua manusia tergadaikan pada apa yang telah mereka peroleh dan terpenjara menurut bentuk-bentuk amal mereka hingga hari kebangkitan. Kemudian mereka muncul dalam bentuk-bentuk seperti itu dan dianugerahi susunan bentuk tesendiri dari alam akhirat.

Lalu bagaimana hubungannya dengan alam dunia menyangkut siksa dan kenikmatan alam kubur?
Sebagaimana telah dikemukakan Ibnu Arabi di atas, di dalam barzakh manusia tergadaikan pada apa yang telah mereka peroleh dan terpenjara menurut bentuk amal mereka di dunia, roh merasakan kenikmatan dan siksa, kelezatan dan kepedihan, sesuai dengan keadaan dan amalnya ketika hidupnya di dunia.

Hadits yang menguatkan adanya siksa kubur diantaranya adalah hadits yang menyatakan suatu ketika Rasul saw. melewati salah satu tembok (kuburan) di kota Madinah, lalu beliau mendengar suara dua orang yang merintih. Rasul saw. bersabda:”keduanya sedang disiksa. Mereka disiksa bukan karena dosa besar, melainkan: Yang pertama, orang tidak mencuci bersih bekas kencingnya dan yang kedua, orang yang berjalan mengedarkan isu yang memecah belah.” Kemudian beliau  meminta diambilkan dahan pohon kurma, lalu beliau belah dua dan meletakan pada masing-masing kubur. Beliau ditanya mengapa melakukan itu? Rasul menjawab:”semoga itu dapat meringankan siksa buat mereka selama dahan itu belum kering (HR. Bukhori dan Muslim melalui Ibnu Abbas).

(menyambung dengan hadits tersebut, khotib berpesan: pertama, ajari anak-anak kita tata cara beristinja dan membersihkan najis dengan benar, ajari mereka cara memelihara dan menjaga kebersihan diri dan lingkungannya dari kotoran dan najis secara benar. Kedua, janganlah kita terbiasa kasak-kusuk, menyebar isu tidak benar, memfitnah dan mengadu domba. Hal ini akan menjadi benih-benih siksa alam kubur).

Siksa dan kesengsaraan alam kubur diantaranya juga akan mengancam mereka yang terbiasa melalaikan sholat, Nabi saw. bersabda:”bahwa orang-orang yang lalai dalam sholat mereka kelak akan disingsingkan laksana menyingsingkan lengan baju atau kain penutup yang menutupi  wajah orang berdosa. Perbuatan baik akan tampak seperti orang yang sangat baik. Sedangkan perbuatan jahat seperti seorang perempuan tua yang buruk rupa; sementara perbuatan buruk akan berubah wujud menjadi anjing dan babi.

Jamaah sholat Jum’at yang dirahmati Allah
Selain siksa dan kesengsaraan alam kubur bagi pendosa dan pendurhaka, Allah juga akan menjanjikan kenikmatan dan kebahagiaan kehidupan alam kubur bagi mereka yang menempuh jalan Allah. Q.S Ali Imran 169-171 menegaskan bahwa para syuhada hidup di sisi Allah dan mereka memperoleh rizki dari sisiNya. Sebagaimana juga telah disinggung di atas, bahwa roh-roh orang yang telah mati akan saling mengunjungi, saling berdialog dan merasa gembira baik dengan roh yang masih hidup maupun dengan roh yang telah meninggal dunia.

Sebagai penutup, kita semua meyakinkan diri kita bahwa tidak ada usaha kita di dunia selain upaya mencari keridhoan Allah Swt, tentunya dengan terus berdoa dan berharap seraya mentuluskan hati/batin kita dengan sedalam-dalamnya karena Allah, karena yang akan tampak lahir di alam akhirat nanti, sebagaimana situasi (kemuliaan) batin manusia di dunia saat ini.

0 komentar:

Post a Comment

  • RSS
  • Delicious
  • ini apa
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube